A. Perencanaan
evaluasi
Dalam melaksanaan suatu kegiatan
tentunya harus sesuai dengan apa yang diencanakan. Hal ini di maksudkan agar
hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Namun, banyak juga orang melaksanakan
suatu kegiatan tanpa perencanaan yang jelas sehingga hasilnya pun kurang
maksimal oleh sebab itu, seorang evaluator harus dapat membuat perencanaan
evaluasi dengan baik. Yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah
membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karna akan mempengaruhi
langkah-langkah selanjut nya, bahkan mempengaruhi keefektifan prosedur evaluasi
secara menyeluruh. Implikasinya adalah perencanaa evaluasi harus di rumuskan
secaa jelas dan spesifik,terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut
bermakna dalam menentukan langkah-langkah selnjutnya.
1. Pentingya
analisis kebutuhan
Pada dasarnya, analisis kebutuhan
merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran secara keseluruhan. Analisis
kebutuhan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran .
melalui analisis kebutuhan, evaluator akan memperoleh kejelasan masalah dalam
pembelajaran sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada pembuat atau penentu
kebijakan. Jadi, Analisis kebutuhan adalah suatu poses yang dilakukuan oleh
seseorang ,untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala prioritas
pemecahannya.
Hal penting yang harus dipahami
evaluator adalah ketika melakukan analisis kebutuhan dalam pembelajaran
hendaknya dimulai dari peserta didik, kemudian komponen-komponen yang terkait
dengannya. Perencanaan evaluasi dapat ditinjau dari dua pendekatan, yaitu:
· Perencanaan program
pembelajaran
· Pendekatan hasil
belajar
a. Menentukan
tujuan penilaian
Tujuan penilaian ini harus dirumuskan
secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak awal, karena menjadi dasar untuk
menentukan ,arah,ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat
penilaian. Tujuan penilaian jangan terlalu umum sehingga tidak menuntun guru
dalam menyusun soal. Dalam penilaian hasil belajar, ada empat
kemunkinan tujuan penilaian yaitu:
- Untuk
memperbaiki kinerja atau poses pembelajaran (formatif)
- Untuk
menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif)
- Untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
(diagnostik)
- Untuk
menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan)
b. Mengidentifikasi
kompetensi dan hasil belajar
Kompetensi adalah pengetahuan,keterampilan,sikap,dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Peserta
didik di anggap kompeten apabila dia memiliki pengetahuan,keterampilan,sikap
dan nilai-nilai untuk melakukan sesuatu setelah mengikuti proses pembelajaan.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, semua jenis kompetensi dan hasil belajar
sudah dirumuskan oleh tim pengembang kuikilim, seperti standar
kompetensi,kompetensi dasar,hasil belajar dan indikator.jadi guru tinggal
mengidentifikasi kompetensi mana yang akan di nilai.
c. Menyusun
kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar
materi penilaian betul-betul reprepesantif dan elevan dengan materi pelajaran
yang sudah di berikan oleh guru kepada peserta didik. Jika materi penilaian
tidak relevan dengan materi pelajaran yang telah diberikan,maka akan berakibat
hasil penilaian itu kurang baik.begitu juga materi penilaian terlalu banyak
dibandingkan dengn materi pelajaran, maka akan berakibat sama. Untuk itu guru
haus menyusun kisi-kisi.
Kisi-kisi adalah fomat pemetaan soal
yang menggambarkan distribusi item untukberbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah pedoman untuk
menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Sebenarnya format
kisi-kisi tidak ada yang baku, karna itu banyak model format yang dikembangkan
para pakar evaluasi.format kisi-kisi soal dibagi 2 komponen pokok,yaitu
komponen identitas dan komponen matriks.
Salah satu unsur penting dalam
komponen matriks adalah indikator. Indikator adalah rumusan pernyataan sebagai
ukuran spesifik yang menunjukkan ketercapaiaan kompetensi dengan menggunakan
kata kerja operasional (KKO). Manfaatnya ialah guru dapat
memilih,materi,metode,dan sumber belajar yang tepat sesuai dangan kompetensi
yang telah di tetapkan.
d. Mengembangkan
draf instrumen
Mengembangkan draf instumen penilaian
merupkan salah satu langkah penting dalam prosedur penilaian. Instrumen
penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun non tes. Dalam bentuk tes
bearti guru harus membuat soal. Sedangkan dalam bentuk non tes, guru dapat
membuat angket,pedoman observasi,pedoman wawancara,studi dokumentasi,skala
sikap,penilaian bakat,minat,dsb.
e. Uji
coba dan analisis soal
Jika semua soal sudah di susun dengan
baik, maka perlu diujiocobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk
mengetahui soal-soal mana yang perlu di ubah,diperbaiki,bahkan dibuang sama
sekali,serta soal-soal mana yang baik untu dipergunakan selanjutnya.
Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain:
· Ruangan tempatnya
hendaknya diusahakan seterang mungkin, jika perlu dibuat papan pengumuman
diluar aga orang lain tahu bahwa ada tes sedang berlangsung.
· Perlu disusun tata
tertib pelaksanaan tes, baik yang berkenaan dengan peserta didik,guru,pengawas
maupun teknis pelaksanaan tes.
· Para pengawas harus
mengotrol pelaksanaan tes dengan ketat, tewtapi tidak menganggu suasana tes
· Watu yang digunakan
harus sesuai dengan banyaknya soal yang diberikan.
· Peserta didik harus
benar-benar patuh dengan semua petunjuk dan perintah dai penguji.
· Hasil uji coba
hendaknya diolah,dianalisis,dan diadministrasikan dengan baik.
f. Revisi
dan merakit soal (instumen baru)
Setelah diuji coba dan
dianalisis,keudian di revisi sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan
daya pembeda. Berdasarkan hasil revisi soal, barulah dilakukan perakitan soal
menjadi suatu instrumen yang terpadu. Untuk itu, semua hal yang dapat
memengaruhi validitas skor tes,seperti nomor urut soal,pengelompokan bentuk
soal,penataan soal,dan sebagainya.
B. Pelaksanaan
Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi atinya bagaimana
caa melaksanakan evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan
evaluasi telah di singgung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi.
Pelaksanaan evaluasi sengat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan.
Dalam pelaksanaan tes maupun nontes tersebut akan berbeda satu dangan
lainnya, sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing.
Dalam pelaksanaan tes lisan ,
misalnya guru harus memperhatikan tempat tes diadakan. Tempatnya harus tenang,
enak dipandng dan tidak menyeramkan,sehingga peserta didik tidak takut
dan gugup. Guru haus dapat menciptakan suasana yang kondusif dan komunikatif,
tetapi bukan berarti menciptakan suasana tes lisan menjadi suasana diskusi,
debat atau ngobrol santai.
Ada beberapa hal yang memungkinkan
timbulnya kesalahan-kesalahan dalam pengumpulan data yaitu sbb :
1. Kesalahan-kesalahan
yang mingkin ditimbulkan karena kurang sempurnanya instrumen evaluasi.
2. Kesalahan-kesalahan
yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi
yang dilakukan.
3. Kesalahan
tang mungkin ditimbulnya oleh kurang sempurnanya cara pencatatan hasil
evaluasi.
C. Monitor
Pelaksanaan Evaluasi
Langkah ini dilakukan untuk melihat
apakah pelaksanaan evaluasi pembelajaran telah sesuai dengan perancanaan
evaluasi yang ntelah ditetapkan atau belum. Tujuannya untuk mencegah hal-hal
yang negatif dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring
mempunyai dua fongsi. Pertama, untuk melihat elevansi pelaksanaan evaluasi
dengan perencanaan evaluasi. Kedu, untuk melihat hal-hal apa yang terjadi
selama pelaksanaan evaluasi tejadi.
A. Kesimpulan
1. suatu
kegiatan tentunya harus sesuai dengan apa yang diencanakan. Hal ini di
maksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.
2. Pelaksanaan
evaluasi atinya bagaimana caa melaksanakan evaluasi sesuai dengan perencanaan
evaluasi. Dalam perencanaan evaluasi telah di singgung semua hal yang berkaitan
dengan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sengat bergantung pada jenis evaluasi
yang digunakan. Dalam pelaksanaan tes maupun nontes tersebut akan berbeda
satu dangan lainnya, sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing.
3. Tujuannya
untuk mencegah hal-hal yang negatif dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan
evaluasi. Monitoring mempunyai dua fongsi. Pertama, untuk melihat elevansi
pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi. Kedu, untuk melihat hal-hal
apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi tejadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan sampaikan komentar anda pada kolom yang tersedia.terimakasih