Sabtu, 29 Oktober 2016

mereka membawaku ke puncak-Mu ❤

Puncak Bukan Tujuan


Berapa kali mendaki, baru kali ini berani.
Sebenarnya bukan seberapa sering fisik kita dilatih, seberapa banyak air yang kita bawa.
Tapi seberapa yakin kita terhadap diri kita sendiri.

Sedih berangkat tanpa seijin ibu, mencium tangannya tanpa berkata jujur.
*status terbaru*
"Next Trip TNGC" oleh Harun Abdullah Siregar
Tanpa basa-basi aku mengomentari status terbarunya.
"Jam berapa, siapa aja run"
"Saya, bang rud, yola dan temen-temenya. Abis jumatan ikut?"
"Iya"
"Siapin logistik pribadi, ketemu di terminal cigugur"
"Naik angkot gitu?"
"Iya, kalo ngga minta anter yg di sekre". "Mah... Mau ikut ngcamp sama anak-anak di pos 1. Boleh? "Suaraku bergetar
Ibuku hanya diam tanpa menggubris, pandanganya tidak berpaling dari layar tv.
" mah.. Ngcamp doang ko cuma tiga hari minggu pulang. Boleh?"
"Engga, kamu baru sehari di rumah sama keluarga"
"Iya, tapi kan nanti juga pulang lagi. Jadi gmn mah?"
"Kondisi kamu kuat ga?" suaranya sudah mulai rendah, membuatku sangat lega hampir saja aku menangis.
Sebenarnya aku takut membohongi surga miliku apalagi untuk perjalanan yang akan aku lalui.
Maafkan aku bu, berkali-kali aku memohon tak juga engkau izinkan, meski sampai menangis, merengek tak juga kau restui. "Akhirnya bisa ikut juga kamu gin" suara Harun terdengar dari balik gerobak mie ayam Wa Nana.
"Iya, untung saya baca sms gina duluan sebelum jawab pertanyaan ibunya, gila ibu bapaknya nunggu di luar udah kaya mau di sidang" hadi membalas
"Sms apa, emang izinnya gimana?" spontan bang rud menimpali. Aku diam gemetar, takut namun bersemangat.
"Gina bilang ke orang tuanya ngcamp di pos 1, tadinya saya mau bilang naik bang."
"Emang iya gitu dek"
"Iya, gigin bilang di pos 1 soalnya sabtu mau dijenguk sama om kata mama, klo di pos 1 kayanya ga sampe di jenguk kecuali di buper palutungan izinnya"

Karena perjalanan dimulai sore hari, terpaksa harus bermalam di cigowong dan di lanjutkan besok pagi-pagi sekali.
Ingin sekali bertanya dalam perjalanan, karena aku takut dibohongi.
"Dimana yola dan teman-temanya" tapi aku tahan aku takut ketika panik membuat nada bicaraku sedikit ketus.  Sampai akhir bang rud sendiri yang menjelaskan.
"Kita jalan santai aja"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan sampaikan komentar anda pada kolom yang tersedia.terimakasih